Showing posts with label bahasa indonesia. Show all posts
Showing posts with label bahasa indonesia. Show all posts

Tuesday, July 23, 2019

Bahasa Indonesia: Dua Sudut Pandang yang Digunakan pada Cerpen


Pancarona Ilmu - Sudut pandang merupakan salah satu bagian unsur intrinsik cerpen. Dimana, sudut pandang ini nantinya menjelaskan posisi pencerita yang mengisahkan cerpen tersebut.

Dalam cerpen, terdapat sudut pandang dibagi menjadi dua jenis sudut pandang. Berikut ini dijelaskan secara lengkap tentang dua jenis sudut pandang tersebut, antara lain:

1. Sudut Pandang Orang Pertama

Model sudut pandang pertama adalah sudut pandang orang pertama. Dimana, dalam cerpen ini nantinya penulis diceritakan sebagai pengganti orang pertama, yaitu "aku". Pada model ini, penulis biasanya memiliki dua peranan, yakni sebagai pemeran utama ataupun pengamat dari tokoh-tokoh lain yang diceritakan.

2. Sudut Pandang Orang Ketiga

Model sudut pandang lainnya yang biasa digunakan adalah sudut pandang orang ketiga. Model sudut pandang ini, menggunakan kata ganti "dia" untuk menunjuk para tokoh yang bermain dalam cerita.

Pada model sudut pandang orang ketiga ini, terbagi menjadi dua jenis, yakni sudut pandang orang ketiga sebagai narator serba tahu dan sudut pandang orang ketiga sebagai tokoh bawahan.

Sudut pandang orang ketiga sebagai narator serba tahu, bisa menjelaskan isi hati dan rahasia dari peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh. Sedangkan, sudut pandang orang ketiga sebagai tokoh bawahan, yang berfungsi sebagai pengamat.

Itulah jenis-jenis sudut pandang yang digunakan pada sebuah cerita pendek. Untuk mengetahui unsur intrinsik cerpen yang lain, langsung saja klik di sini.
Read More

Wednesday, July 10, 2019

Bahasa Indonesia: Tiga Jenis Latar yang Digunakan pada Cerpen


Pancarona Ilmu - Latar adalah salah satu unsur intrinsik cerpen, yang menggambarkan tentang waktu, tempat, dan suasana dalam cerita. Dari latar inilah para pembaca mendapatkan gambaran suasana yang terjadi dalam cerpen.

Latar sendiri berdasarkan jenisnya dibagi menjadi tiga macam, yakni waktu, tempat, dan suasana. Berikut ini dijelaskan secara lengkap tentang jenis-jenis latar tersebut, antara lain:

1. Latar Waktu

Latar waktu adalah jenis latar yang menggambarkan kapan cerita ini terjadi. Seperti misalnya: pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, pada masa lampau, sekarang, dan lain sebagainya.

2. Latar Tempat

Latar tempat adalah jenis latar yang menggambarkan tentang dimana cerita ini terjadi. Dari sini, anda bisa mengetahui lokasi atau tempat kejadian cerita secara jelas. Seperti misalnya: di hutan, di sungai, di pantai, di gunung, di lembah, di kantor, di sekolah, dan lain sebagainya.

3. Latar Suasana

Latar suasana adalah jenis latar yang menggambarkan tentang bagaimana caranya cerita ini terjadi dan bagaimana perasaan tokoh yang terlibat di dalamnya. Seperti misalnya: sedih, senang, bahagia, susah, mudah, dan lain sebagainya.

Itulah jenis-jenis latar yang harus ada dalam sebuah cerita pendek. Untuk mengetahui unsur intrinsik cerpen yang lain, langsung saja klik di sini.
Read More

Monday, July 8, 2019

Bahasa Indonesia: Tiga Jenis Tahapan Alur pada Cerpen


Pancarona Ilmu - Alur adalah suatu rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas) hingga membentuk satu kesatuan utuh. Alur sendiri memiliki beberapa jenis yang bisa ditemukan dalam cerita. Berikut ini dibahas tentang jenis-jenis alur pada cerpen, antara lain:

1. Alur Maju

Alur maju adalah model alur cerita yang dijabarkan secara kronologis dan mengikuti ketentuan waktu yang selalu bertambah. Untuk bercerita dengan alur maju, tahapan alur yang dilakukan secara konvensional. Mulai dari pengenalan -> konflik -> klimaks -> leraian -> penyelesaian.

2. Alur Mundur

Alur mundur adalah model alur cerita yang biasanya menampilkan konflik atau penyelesaian terlebih dahulu. Dimulai dari konflik atau penyelesaian, barulah anda bisa menceritakan ulang mengenai tahapan masalah yang membentuk alur. Sehingga alur pun terkesan waktunya bergerak mundur atau mengikuti ketentuan waktu yang berkurang.

3. Alur Kilas Balik (Flash Back)

Alur kilas balik adalah model alur cerita dengan penggabungan alur maju disertai kilasan-kilasan kisah yang sifatnya mengenang/mengingat. Kenangan ini pun diceritakan secara detail dan turut membangun kelengkapan cerita.

Itulah jenis-jenis alur yang digunakan saat penulisan cerita pendek (cerpen). Untuk melihat penjelasan lengkap tentang macam-macam tahapan alur pada cerpen, silahkan klik di sini.
Read More

Wednesday, June 26, 2019

Bahasa Indonesia: Lima Tahapan Alur pada Cerpen


Pancarona Ilmu - Alur adalah suatu rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas) hingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Sayangnya, sebagian orang sulit membedakan antara alur cerita dengan jalan cerita.

Secara sederhana, alur cerita adalah satu kesatuan rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas). Sedangkan, jalan cerita hanyalah rangkaian cerita yang berbentuk kronologis dari awal hingga akhir, tanpa disertai hubungan kausalitas yang kuat.

Alur sendiri memiliki beberapa tahapan, mulai dari pengenalan, konflik, komplikasi (kerumitan), klimaks, leraian, hingga berakhir pada penyelesaian. Berikut ini dijelaskan masing-masing tahapan alur, antara lain:

1. Pengenalan

Pada tahap pengenalan, pembaca akan dikenalkan tentang tokoh, penokohan, hingga latar dari sebuah cerita pendek (cerpen).

2. Konflik

Setelah tahap pengenalan, pembaca akan dihadapkan pada bagian cerita yang menampilkan masalah utama dari sebuah cerita. Masalah ini bisa menyangkut persoalan dalam diri sang tokoh, perselisihan dengan tokoh lain, ataupun persoalan antara satu tokoh dan lingkungannya. Pada cerpen, biasanya hanya terdapat satu konflik yang dipaparkan.

3. Klimaks

Klimaks adalah saat dimana masalah sudah mencapai puncaknya. Di tahapan ini, pembaca akan bisa mendapatkan puncak ketegangan dari persoalan yang diusung oleh pengarang.

4. Leraian

Setelah mencapai klimaks, persoalan akan menemui titik balik yang cenderung menurun. Tingkat ketegangan pun mulai berkurang karena masalah sedang menuju pada tahap akhir. Tahap ini biasanya disebut tahap leraian.

5. Penyelesaian

Tahap akhir dari sebuah cerpen, disebut sebagai penyelesaian. Pada tahap ini, semua masalah diuraikan dan didapati solusinya. Namun, ada pula cerpen yang membuat penyelesaiannya secara terbuka sehingga bagian solusi tidak diceritakan.

Itulah macam-macam tahapan alur pada cerita pendek (cerpen). Untuk melihat penjelasan jenis-jenis alur yang sering digunakan pada cerpen, silahkan klik di sini.
Read More

Thursday, May 30, 2019

Bahasa Indonesia: Enam Unsur Intrinsik Cerpen


Pancarona Ilmu - Cerpen atau cerita pendek adalah jenis prosa singkat, dengan jalan cerita yang tidak terlalu panjang. Sebagaimana prosa-prosa lainnya, cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangunnya baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik cerpen. Dalam postingan ini, akan dijelaskan enam unsur intrinsik cerpen antara lain:

1. Tokoh dan Penokohan

Dalam sebuah cerita pendek atau cerpen, terdapat tokoh-tokoh yang bermain di dalamnya. Para tokoh ini memiliki sikap dan peran tertentu untuk membentuk cerita. Sikap dan peran tokoh inilah yang kemudian disebut penokohan.

Antara tokoh dan penokohan, keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Jadi, ketika anda menemukan seorang tokoh dalam cerita, secara tidak langsung anda juga digiring untuk mengetahui peran dan sikapnya dalam suasana yang hendak dibangun pada cerpen tersebut.

2. Alur

Alur merupakan rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas) sehingga membentuk suatu kesatuan. Alur ini memiliki beberapa tahapan, dimulai dari pengenalan, konflik, komplikasi (kerumitan), klimaks, leraian, hingga berujung pada penyelesaian. Kelima bagian alur tersebut tidak mesti terjadi secara berurutan. Apalagi pada cerpen-cerpen modern, anda bisa saja menjumpai kisah yang dimulai dari klimaks dan berujung pada klimaks juga. Hal ini nantinya akan dijelaskan secara lengkap pada jenis-jenis alur.

3. Latar

Latar adalah salah satu unsur intrinsik cerpen, yang juga sering disebut sebagai setting dan mencakup tiga hal di dalamnya, yakni latar waktu, latar tempat, dan latar suasana yang membangun sebuah peristiwa. Pada dasarnya, latar merupakan gambaran suasana yang terjadi dalam sebuah cerita.

4. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah bagian unsur intrinsik cerpen yang menjelaskan pencerita yang mengisahkan cerpen tersebut. Dalam cerpen pada umumnya, ada dua jenis sudut pandang yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.

5. Gaya Bahasa dan Penceritaan

Dalam sebuah cerpen, anda akan menemukan banyak kiasan ataupun bahasa yang terkesan lebih lembut atau lebih kasar. Hal inilah yang disebut sebagai gaya bahasa. Setiap pengarang cerpen memiliki gaya bahasa yang berbeda. Gaya bahasa ini berhubungan dengan penceritaan yang dibangunnya pada sebuah cerpen.

Gaya bahasa sendiri berbentuk majas untuk merefleksikan atau mengasosiasiakan sebuah kalimat. Ada juga gaya bahasa yang menampilkan makna-makna konotatif untuk memperindah tampilan cerita.

6. Tema dan Amanat

Tema adalah gagasan dasar yang ada dalam sebuah cerita. Misalnya ketika membaca cerpen tentang perayaan Hari Pahlawan, anda akan menemukan ide cerita yang mengangkat masalah nasionalisme atau sikap rela berkorban.

Sementara itu, amanat merupakan nilai-nilai yang bisa dipetik dalam kisah tersebut. Nilai-nilai ini akan selalu berhubungan dengan tema yang mendasari cerpen. Misalnya cerpen tentang perayaan Hari Pahlawan, anda bisa menemukan pesan untuk mencintai tanah air ataupun untuk selalu mengenang jasa para pahlawan.

Tema sebuah cerpen akan selalu berhubungan dengan amanat yang hendak disampaikan oleh pengarah dalam ceritanya. Kedua unsur ini tidak terpisahkan dan tidak bisa berdiri sendiri.
Read More

Monday, May 20, 2019

Bahasa Indonesia: Unsur Fisik sebagai Unsur Intrinsik pada Puisi


Pancarona Ilmu - Dalam sebuah puisi secara umum, terdapat dua macam unsur intrinsik, yakni unsur batin dan unsur fisik. Dalam postingan ini, akan dijelaskan lebih lengkap tentang unsur fisik sebagai unsur intrinsik puisi.

Unsur fisik ini merupakan unsur pembangun puisi secara struktur. Dalam unsur fisik ini, dapat anda temukan ciri khas sebuah puisi dibandingkan karya sastra lain berupa prosa. Unsur fisik ini terbagi dalam beberapa bagian, antara lain:

1. Diksi

Hal yang membedakan antara puisi dengan karya sastra lain adalah kata-katanya yang tidak umum. Pemilihan kata-kata pada puisi ini termasuk dalam unsur intrinsik puisi berupa unsur fisik yang dikenal sebagai diksi.

2. Gaya Bahasa

Tidak hanya pemilihan kata-kata, sebuah puisi juga identik dengan rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Rangkaian kafa inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi. Setiap penulis puisi cenderung memiliki gaya bahasanya sendiri. Hal yang paling mudah dilihat dari gaya bahasa ini adalah majas-majas yang digunakan, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tidak jarang pula penggunaan majas ironi.

3. Rima

Keunikan lainnya dalam puisi adalah adanya kesamaan nada di beberapa bagian baris ataupun larik. Kesamaan nada atau bunyi ini, sering disebut dengan istilah rima. Rima biasanya dijumpai tidak hanya di akhir tiap larik ataupun baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris. Rima yang kuat biasanya dijumpai pada jenis-jenis puisi lama ataupun klasik. Sementara itu, puisi modern biasanya sudah tidak terlalu bermain rima.

4. Tipografi

Puisi tidak hanya bermain di kata-kata saja, melainkan juga di bentuknya. Hal inilah yang dimaksud dengan tipografi, yakni bentuk puisi secara kasat mata. Secara umum, mungkin teman-teman menemukan puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zigzag, ataupun model-model lainnya.
Read More

Thursday, May 16, 2019

Bahasa Indonesia: Unsur Batin sebagai Unsur Intrinsik pada Puisi


Pancarona Ilmu - Dalam sebuah puisi secara umum, terdapat dua macam unsur intrinsik, yakni unsur batin dan unsur fisik. Dalam postingan ini, akan dijelaskan lebih lengkap tentang unsur batin sebagai unsur intrinsik puisi.

Unsur batin sering disebut juga sebagai unsur isi dan mencakup permasalahan dan emosi yang terdapat pada puisi. Unsur batin ini terbagi dalam beberapa bagian, antara lain:

1. Tema

Dalam satu puisi yang dibuat, hanya terdapat satu tema yang dibahas. Tema ini adalah persoalan ataupun ide utama yang disajikan dalam puisi. Sebagai contoh, tema puisi tentang negara, tema puisi tentang cinta, ataupun tema puisi tentang masalah sosial.

2. Amanat

Sama halnya dengan tema, amanat dalam sebuah puisi hanya terdapat satu dan tidak jauh berbeda konteksnya dengan tema yang sedang dibahas. Sebagai contoh, puisi tentang masalah sosial, mungkin saja di dalamnya terdapat amanat mengenai ajakan untuk mengurangi kesenjangan sosial yang semakin melebar.

3. Emosi

Dibandingkan dengan prosa, karya sastra dalam bentuk puisi lebih jelas menyampaikan perasaan dari penulisnya. Perasaan tersebut dapat tertuang karya puisinya dan dapat dirasakan oleh para pembacanya. Unsur intrinsik puisi berupa emosi ini sangat erat kaitannya dengan perasaan pengarang terhadap tema yang sedang dibicarakan. Sebagai contoh, adanya perasaan geram ketika membicarakan korupsi atau adanya perasaan sedih ketika membicarakan kemiskinan.

4. Tonasi

Saat menyampaikan perasaan dalam puisi, pembaca dapat menangkap tonasi ataupun nada seperti apa yang sedang dipakai oleh penulis. Bisa saja walaupun kecewa, puisi tersebut dikarang dalam bentuk nada yang ringan, namun menyindir. Bisa juga anda menemukan puisi yang seakan mengajak anda untuk mengamini hal yang tertuang di dalamnya. Hal tersebut terjadi karena adanya tonasi persuasif di dalam puisi tersebut.
Read More

Tuesday, May 7, 2019

Bahasa Indonesia: Majas Penegasan dan Contoh Menuliskannya


Pancarona Ilmu - Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan tulisan secara imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna emosional tertentu bagi para pembaca.

Majas sendiri dibedakan menjadi empat macam, yakni majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Kali ini, kita akan membahas tentang majas penegasan.

Majas penegasan adalah gaya bahasa yang meningkatkan pengaruh kepada pembacanya, agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Majas penegasan ini terbagi menjadi tujuh subjenis, antara lain:

1. Pleonasme

Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bermakna banyak walaupun terkesan tidak efektif, namun memang sengaja digunakan untuk menegaskan suatu hal. Contoh majas pleonasme: Anita masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah semringah.

2. Repetisi

Repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat. Contoh majas repetisi: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.

3. Retorika

Retorika adalah gaya bahasa yang memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab. Contoh majas retorika: Kapan hari pernah terjadi harga kebutuhan pokok turun pada saat menjelang hari raya Idul Fitri?

4. Klimaks

Klimaks adalah gaya bahasa yang mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi. Contoh majas klimaks: Baik bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya anda memiliki asuransi kesehatan.

5. Antiklimaks

Antiklimaks adalah gaya bahasa yang berkebalikan dengan klimaks. Gaya bahasa ini menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah. Contoh majas antiklimaks: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggal di dusun, seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing daerah.

6. Pararelisme

Pararelisme adalah gaya bahasa yang biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Namun, jika kata yang diulang pada bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora. Contoh majas pararelisme:
Kasih itu sabar.
Kasih itu lemah lembut.
Kasih itu memaafkan.

7. Tautologi

Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran. Contoh majas tautologi: Hidup keluarga akan terasa lebih tenteram, damai, dan bahagia, jika semua anggota keluarga saling menyayangi dan menghormati satu sama lain.
Read More

Sunday, April 14, 2019

Bahasa Indonesia: Majas Sindiran dan Contoh Menuliskannya


Pancarona Ilmu - Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sebuah tulisan secara imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan untuk memberikan dorongan emosional tertentu bagi para pembaca.

Majas sendiri dibedakan menjadi empat macam, yakni majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Kali ini, kita akan membahas tentang majas sindiran.

Majas sindiran sendiri merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias dengan tujuan untuk menyindir seseorang ataupun perilaku dan kondisi. Majas sindiran ini terbagi menjadi tiga subjenis, antara lain:

1. Ironi

Ironi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta-fakta yang sebenarnya. Contoh majas ironi: Rapi sekali kamarmu ini, hingga hampir sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.

2. Sinisme

Sinisme merupakan gaya bahasa yang menyampaikan sindiran secara langsung. Contoh majas sinisme: Suaramu keras sekali hingga memekikkan telingaku.

3.Sarkasme

Sarkasme adalah gaya bahasa yang menyampaikan sindiran secara kasar. Contoh majas sarkasme: Kamu hanya sampah masyarakat, tahu!
Read More

Thursday, March 7, 2019

Bahasa Indonesia: Majas Pertentangan dan Contoh Menuliskannya


Pancarona Ilmu - Majas adalah gaya bahasa, yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan agar bisa memberikan dorongan emosional tertentu pada pembaca.

Majas sendiri dibedakan menjadi empat macam, yakni majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Kali ini, kita akan membahas tentang majas pertentangan.

Majas pertentangan sendiri merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan. Majas pertentangan ini bisa anda jumpai dalam beberapa subjenis, antara lain:

1. Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang berkebalikan dengan hiperbola dan lebih mengarah pada perbandingan. Litotes sendiri merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang sebenarnya adalah yang sebaliknya. Contoh majas litotes: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk di sini dipadankan dengan istilah rumah.

2. Paradoks

Paradoks adalah gaya bahasa yang membandingkan situasi asli atau fakta, dengan situasi yang berkebalikannya. Contoh majas paradoks: Di tengah ramainya pesta ulang tahun ini, aku merasa kesepian.

3. Antitesis

Antitesis adalah gaya bahasa yang memadukan pasangan kata yang artinya bertentangan. Contoh majas antitesis: Film-film itu disukai oleh golongan tua dan muda.

4. Kontradiksi Interminis

Kontradiksi interminis merupakan gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja. Contoh majas kontradiksi interminis: Semua masyarakat akan semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di pinggiran dan perbatasan.
Read More

Wednesday, February 20, 2019

Bahasa Indonesia: Majas Perbandingan dan Contoh Menuliskannya


Pancarona Ilmu - Majas adalah gaya bahasa, yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan agar bisa memberikan dorongan emosional tertentu pada pembaca.

Majas sendiri dibedakan menjadi empat macam, yakni majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Berikut ini ulasannya. Kali ini, kita akan membahas tentang majas perbandingan.

Majas perbandingan adalah jenis majas yang menggunakan gaya bahasa untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain, baik melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Majas perbandingan ini bisa anda jumpai dalam beberapa subjenis, antara lain:

1. Personifikasi

Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggantikan fungsi benda mati, yang nantinya dapat bersikap layaknya manusia. Contoh majas personifikasi: Daun-daun kelapa di pantai itu, seakan melambai dan mengajakku bermain bersamanya.

2. Metafora

Metafora adalah gaya bahasa yang meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan. Contoh majas metafora: Karyawan itu adalah tangan kanan dari bos perusahaan ini. "Tangan kanan" di sini merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dapat dipercaya.

3. Asosiasi

Asosiasi adalah gaya bahasa yang membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti. Contoh majas asosiasi: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Maksudnya, kedua kakak beradik itu memiliki wajah yang sangat mirip.

4. Hiperbola

Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal. Contoh majas hiperbola: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. "Memeras keringat" di sini berarti bekerja dengan keras.

5. Eufemisme

Eufemisme adalah gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus. Contoh majas eufemisme: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. "Difabel" di sini menggantikan frasa "orang cacat".

6. Metonimia

Metonimia adalah gaya bahasa yang menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada benda umum. Contoh majas metonimia: Supaya anda tidak cepat haus, sebaiknya anda minum Aqua. "Aqua" di sini merujuk pada suatu air mineral.

7. Simile

Simile adalah gaya bahasa yang hampir sama dengan asosiasi karena menggunakan kata hubungan bak, bagaikan, ataupun seperti, namun simile tidak membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan. Contoh majas simile: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

8. Alegori

Alegori adalah gaya bahasa yang menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan. Contoh majas alegori: Suami adalah nahkoda alam mengarungi kehidupan berumah tangga. "Nahkoda" di sini maksudnya adalah pemimpin keluarga.

9. Sinekdok

Sinekdok dibagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi. Contoh majas sinekdok pars pro toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan. Contoh majas sinekdok totem pro parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.

10. Simbolik

Simbolik adalah gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan. Contoh majas simbolik: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.
Read More

Wednesday, February 13, 2019

Bahasa Indonesia: Cara Menulis Daftar Pustaka dari Artikel dalam Internet


Pancarona Ilmu - Dalam setiap tulisan yang dibuat, sebaiknya anda mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan. Agar tidak dicap sebagai plagiat dan melanggar hak cipta.

Dalam dunia sekolah pun, baik saat menulis makalah, jurnal, ataupun karya tulis ilmiah, anda perlu menuliskan sumber asli referensi dengan baik dan benar. Sumber asli referensi ini ditulis dalam bentuk daftar pustaka di akhir tulisan.

Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak orang yang kesulitan dalam menulis daftar pustaka yang benar. Hal yang perlu anda perhatikan saat penulisan daftar pustaka ini adalah tanda baca dan penulisan referensinya.

Sebenarnya penulisan daftar pustaka ada beberapa macam, dibagi berdasarkan jenis sumber yang digunakan. Pada kesempatan ini, dijelaskan penulisan daftar pustaka dari artikel dalam internet. Untuk penulisan daftar pustaka dari internet seperti ini, urutannya adalah sebagai berikut:

1. Nama

Cara penulisan nama untuk artikel dalam internet, tidaklah berbeda dengan penulisan nama dari sumber buku maupun artikel cetak.

2. Tahun Penayangan

Setelah nama, baru dituliskan tahun penayangan dari artikel tersebut.

3. Judul Artikel

Setelah tahun penayangan, judul artikel dalam internet tidak ditulis secara italic. Melainkan, judul harus ditulis dengan diapit tanda kutip (").

4. URL

Saat penulisan daftar pustaka dari artikel internet, jangan lupa anda menyalin alamat URL dari artikel tersebut. Hal ini dilakukan agar URL artikel tadi bisa diakses jika ingin membuktikan kesahihannya.

5. Waktu Pengambilan

Di bagian akhir, cantumkan waktu pengambilan artikel dalam internet itu secara lengkap, yakni tanggal dan jam saat anda mengunduh ataupun menjadikannya referensi.


Selain urutan, masalah tanda batas dalam daftar pustaka artikel internet agak berbeda dengan penulisan dari sumber cetak. Tanda titik (.) hanya digunakan sebagai batas untuk mengakhiri nama penulis dan tahun penayangan. Sementara itu, pembatasan dari judul ke URL dan dari URL ke waktu pengambilan data berupa tanda koma (,).


Contoh Data Artikel dari Internet:

Judul : Inilah Dampak Penggunaan CFC
Penulis : Muhammad Khayrul Anwar
Tanggal Tayang : 8 Februari 2017
Waktu Akses : 10 Februari 2019, pukul 22.27
URL : http://pancaronailmu.com/read/080217/inilah-dampak-penggunaan-cfc


Cara Penulisan Daftar Pustaka:

Anwar, Muhammad Khayrul. 2017. "Inilah Dampak Penggunaan CFC", http://pancaronailmu.com/read/080217/inilah-dampak-penggunaan-cfc, diakses pada 10 Februari 2019 pukul 22.27.
Read More

Saturday, February 9, 2019

Bahasa Indonesia: Cara Menulis Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal, Koran, ataupun Majalah


Pancarona Ilmu - Dalam setiap tulisan yang dibuat, sebaiknya anda mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan. Agar tidak dicap sebagai plagiat dan melanggar hak cipta.

Dalam dunia sekolah pun, baik saat menulis makalah, jurnal, ataupun karya tulis ilmiah, anda perlu menuliskan sumber asli referensi dengan baik dan benar. Sumber asli referensi ini ditulis dalam bentuk daftar pustaka di akhir tulisan.

Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak orang yang kesulitan dalam menulis daftar pustaka yang benar. Hal yang perlu anda perhatikan saat penulisan daftar pustaka ini adalah tanda baca dan penulisan referensinya.

Sebenarnya penulisan daftar pustaka ada beberapa macam, dibagi berdasarkan jenis sumber yang digunakan. Pada kesempatan ini, dijelaskan penulisan daftar pustaka dari artikel dalam jurnal, koran, ataupun majalah, sebagai berikut:

1. Nama

Dalam penulisan daftar pustaka yang bersumber dari artikel dalam jurnal, koran, ataupun majalah, nama penulis harus ditulis terlebih dahulu. Pastikan nama yang ditulis adalah penulis artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi sumber referensi anda.

2. Judul

Setelah nama, tuliskan judul artikel yang anda jadikan sumber referensi. Penulisan judul artikel tidak dalam format italic, melainkan tegak lurus, dengan tambahan pemberian tanda kutip (") pembuka dan penutup.

Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan sumber jurnal ataupun majalah yang memuat artikel tersebut. Penulisan nama jurnal, majalah, atau koran, baru dicetak miring atau dalam format italic. Setelah itu, baru ikutkan dengan halaman berapa artikel tersebut dimuat, kemudian ditulis dalam tanda kurung [(...)].


Contoh Data Artikel:

Judul Jurnal : Simran Sastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 2
Judul Artikel: Bahasa Indonesia dalam Iklan di Ruang Publik Kota Surabaya
Penulis: Muhammad Anwar
Penerbit: Kantor Bahasa Provinsi Jawa Timur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Terbit: Surabaya
Tahun Terbit: 2017


Cara Penulisan Daftar Pustaka:

Anwar, Muhammad. 2017. "Bahasa Indonesia dalam Iklan di Ruang Publik Kota Surabaya" dalam Simran Sastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 2(hlm. 101-110). Surabaya: Kantor Bahasa Provinsi Jawa Timur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Read More

Tuesday, January 29, 2019

Bahasa Indonesia: Cara Menulis Daftar Pustaka dari Sumber Buku


Pancarona Ilmu - Dalam setiap tulisan yang dibuat, sebaiknya anda mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan. Agar tidak dicap sebagai plagiat dan melanggar hak cipta.

Dalam dunia sekolah pun, baik saat menulis makalah, jurnal, ataupun karya tulis ilmiah, anda perlu menuliskan sumber asli referensi dengan baik dan benar. Sumber asli referensi ini ditulis dalam bentuk daftar pustaka di akhir tulisan.

Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak orang yang kesulitan dalam menulis daftar pustaka yang benar. Hal yang perlu anda perhatikan saat penulisan daftar pustaka ini adalah tanda baca dan penulisan referensinya.

Sebenarnya penulisan daftar pustaka ada beberapa macam, dibagi berdasarkan jenis sumber yang digunakan. Pada kesempatan ini, dijelaskan penulisan daftar pustaka dari sumber buku, sebagai berikut:

1. Nama

Nama penulis ditulis pada urutan paling awal. Cara menuliskannya, nama belakang penulis dicantumkan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma (,) setelah itu dicantumkan nama depan dan tengah penulis buku tersebut.

Jika buku yang digunakan, merupakan karya dari dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya berada setelahnya, dengan urutan yang sesuai nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama penulis dicantumkan lengkap dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut tidak perlu anda dituliskan. Kemudian, akhiri dengan tanda titik (.).

2. Tahun Terbit

Setelah nama, cantumkan terlebih dahulu tahun terbit buku yang anda gunakan sebagai referensi. Jangan sampai terkecoh pada angka tahun cetakan awal, sebab bisa saja buku yang anda gunakan merupakan cetakan kedua, ketiga, ataupun terakhir. Lalu, akhiri dengan tanda titik (.).

3. Judul Buku

Setelah nama dan tahun terbit, barulah dituliskan judul lengkap buku. Dalam penulisan judul ini, gunakan penulisan judul dengan italic (miring) atau dengan underline (diberikan garis bawah). Kemudian, akhiri dengan tanda titik (.).

4. Kota dan Nama Penerbit

Urutan terakhir dalam penulisan daftar pustaka dari buku adalah kota penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan nama kota, setelah itu diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua (:). Setelah menulis nama penerbit, akhiri dengan tanda titik (.).


Contoh Data Buku:

Judul : Pengantar Ilmu Kimia Dasar
Penulis : Muhammad K. Anwar
Penerbit : Pancarona Media Publishing
Kota Penerbit : Surabaya
Tahun Terbit : 2019


Cara Penulisan Daftar Pustaka:

Anwar, Muhammad K. 2019. Pengantar Ilmu Kimia Dasar. Surabaya: Pancarona Media Publishing.
Read More