Pancarona Ilmu - Cerpen atau cerita pendek adalah jenis prosa singkat, dengan jalan cerita yang tidak terlalu panjang. Sebagaimana prosa-prosa lainnya, cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangunnya baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik cerpen. Dalam postingan ini, akan dijelaskan enam unsur intrinsik cerpen antara lain:
1. Tokoh dan Penokohan
Dalam sebuah cerita pendek atau cerpen, terdapat tokoh-tokoh yang bermain di dalamnya. Para tokoh ini memiliki sikap dan peran tertentu untuk membentuk cerita. Sikap dan peran tokoh inilah yang kemudian disebut penokohan.
Antara tokoh dan penokohan, keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Jadi, ketika anda menemukan seorang tokoh dalam cerita, secara tidak langsung anda juga digiring untuk mengetahui peran dan sikapnya dalam suasana yang hendak dibangun pada cerpen tersebut.
2. Alur
Alur merupakan rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas) sehingga membentuk suatu kesatuan. Alur ini memiliki beberapa tahapan, dimulai dari pengenalan, konflik, komplikasi (kerumitan), klimaks, leraian, hingga berujung pada penyelesaian. Kelima bagian alur tersebut tidak mesti terjadi secara berurutan. Apalagi pada cerpen-cerpen modern, anda bisa saja menjumpai kisah yang dimulai dari klimaks dan berujung pada klimaks juga. Hal ini nantinya akan dijelaskan secara lengkap pada jenis-jenis alur.
3. Latar
Latar adalah salah satu unsur intrinsik cerpen, yang juga sering disebut sebagai setting dan mencakup tiga hal di dalamnya, yakni latar waktu, latar tempat, dan latar suasana yang membangun sebuah peristiwa. Pada dasarnya, latar merupakan gambaran suasana yang terjadi dalam sebuah cerita.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah bagian unsur intrinsik cerpen yang menjelaskan pencerita yang mengisahkan cerpen tersebut. Dalam cerpen pada umumnya, ada dua jenis sudut pandang yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
5. Gaya Bahasa dan Penceritaan
Dalam sebuah cerpen, anda akan menemukan banyak kiasan ataupun bahasa yang terkesan lebih lembut atau lebih kasar. Hal inilah yang disebut sebagai gaya bahasa. Setiap pengarang cerpen memiliki gaya bahasa yang berbeda. Gaya bahasa ini berhubungan dengan penceritaan yang dibangunnya pada sebuah cerpen.
Gaya bahasa sendiri berbentuk majas untuk merefleksikan atau mengasosiasiakan sebuah kalimat. Ada juga gaya bahasa yang menampilkan makna-makna konotatif untuk memperindah tampilan cerita.
6. Tema dan Amanat
Tema adalah gagasan dasar yang ada dalam sebuah cerita. Misalnya ketika membaca cerpen tentang perayaan Hari Pahlawan, anda akan menemukan ide cerita yang mengangkat masalah nasionalisme atau sikap rela berkorban.
Sementara itu, amanat merupakan nilai-nilai yang bisa dipetik dalam kisah tersebut. Nilai-nilai ini akan selalu berhubungan dengan tema yang mendasari cerpen. Misalnya cerpen tentang perayaan Hari Pahlawan, anda bisa menemukan pesan untuk mencintai tanah air ataupun untuk selalu mengenang jasa para pahlawan.
Tema sebuah cerpen akan selalu berhubungan dengan amanat yang hendak disampaikan oleh pengarah dalam ceritanya. Kedua unsur ini tidak terpisahkan dan tidak bisa berdiri sendiri.
EmoticonEmoticon