Tuesday, May 7, 2019

Bahasa Indonesia: Majas Penegasan dan Contoh Menuliskannya


Pancarona Ilmu - Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan tulisan secara imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna emosional tertentu bagi para pembaca.

Majas sendiri dibedakan menjadi empat macam, yakni majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Kali ini, kita akan membahas tentang majas penegasan.

Majas penegasan adalah gaya bahasa yang meningkatkan pengaruh kepada pembacanya, agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Majas penegasan ini terbagi menjadi tujuh subjenis, antara lain:

1. Pleonasme

Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bermakna banyak walaupun terkesan tidak efektif, namun memang sengaja digunakan untuk menegaskan suatu hal. Contoh majas pleonasme: Anita masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah semringah.

2. Repetisi

Repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat. Contoh majas repetisi: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.

3. Retorika

Retorika adalah gaya bahasa yang memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab. Contoh majas retorika: Kapan hari pernah terjadi harga kebutuhan pokok turun pada saat menjelang hari raya Idul Fitri?

4. Klimaks

Klimaks adalah gaya bahasa yang mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi. Contoh majas klimaks: Baik bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya anda memiliki asuransi kesehatan.

5. Antiklimaks

Antiklimaks adalah gaya bahasa yang berkebalikan dengan klimaks. Gaya bahasa ini menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah. Contoh majas antiklimaks: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggal di dusun, seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing daerah.

6. Pararelisme

Pararelisme adalah gaya bahasa yang biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Namun, jika kata yang diulang pada bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora. Contoh majas pararelisme:
Kasih itu sabar.
Kasih itu lemah lembut.
Kasih itu memaafkan.

7. Tautologi

Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran. Contoh majas tautologi: Hidup keluarga akan terasa lebih tenteram, damai, dan bahagia, jika semua anggota keluarga saling menyayangi dan menghormati satu sama lain.


EmoticonEmoticon