Pancarona Ilmu - Berdasarkan ruang lingkupnya, sosiologi dapat dibedakan menjadi dua yakni sosiologi sebagai ilmu sosial dan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Berikut ini penjelasan keduanya:
1. Sosiologi sebagai Ilmu Sosial
Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu sosial karena pokok permasalahan yang dibahas umumnya tentang kehidupan sosial manusia (kehidupan bermasyarakat). Oleh sebab itulah, sosiologi dapat pula dikatakan sebagai ilmu yang membahas tentang masyarakat.
Bahasan sosiologi tentang masyarakat inilah, yang menjadikan biologi juga sebagai salah satu rumpun ilmu sosial. Beda antara sosiologi dengan rumpun ilmu sosial yang lain, terdapat pada pokok bahasannya. Jika rumpun ilmu sosial lain menitikberatkan pada satu unsur kemasyarakatan, misalnya ilmu ekonomi yang membahas tentang produksi, usaha-usaha manusia dalam pemenuhan kebutuhannya, dan lain sebagainya. Sedangkan, sosiologi membahas masyarakat secara menyeluruh atau bisa dikatakan mempelajari unsur-unsur kemasyarakatan secara keseluruhan. Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum dalam masyarakat tersebut.
Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat ditegaskan kembali bahwa ilmu sosiologi dalam lingkupnya sebagai ilmu sosial, membahas masyarakat dari berbagai segi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Sosiologi juga mempelajari masyarakat secara keseluruhan, termasuk hubungan-hubungan antar individu di dalamnya.
2. Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Untuk memahami sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, terlebih dahulu kita pahami mengenai maksud ilmu pengetahuan tersebut. Peter R. Seen merumuskan ilmu pengetahuan itu sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran, dan memiliki komponen-komponen yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen utama dalam sistem ilmu itu terdiri dari (1) perumusan masalah, (2) pengamatan (atau deskripsi), (3) penjelasan, dan (4) ramalan serta kontrol.
Sedangkan Soerjono Soekanto merumuskan ilmu pengetahuan, sebagai pengetahuan (knowledge) yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, dan dapat pula dikontrol atau diperiksa dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Berdasarkan penjelasan tersebut, ilmu pengetahuan dapat dirumuskan dengan 4 unsur utama, yakni (1) pengetahuan, (2) tersusun sistematis, (3) menggunakan pemikiran, dan (4) dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Dari kedua rumusan tentang ilmu pengetahuan di atas, secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu meliputi: (1) pengetahuan (knowledge), (2) metode untuk memperoleh pengetahuan, dan (3) disusun secara sistematis. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah dan tersusun secara sistematis. Jadi, metode ilmiah itu bukanlah ilmu itu sendiri, namun hanyalah sebagai cara untuk memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya kebenarannya.
Suatu ilmu diklasifikasikan sebagai ilmu pengetahuan, jika memenuhi empat sifat berikut: (a) bersifat empiris, (b) bersifat teoritis, (c) bersifat kumulatif, dan (d) bersifat non-etis. Dari keempat sifat tersebut, sosiologi telah memenuhi keempatnya dan dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan. Secara empiris, sosiologi itu didasarkan pada pengamatan oleh pancaindra akan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial, dan kemudian mengalami proses penalaran sehingga dapat diterima akal manusia (rasional). Secara teoritis, sosiologi itu diperoleh dengan menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi yang dilakukan, sehingga menghasilkan teori. Secara kumulatif, teori-teori dalam sosiologi itu terbentuk atas dasar teori-teori terdahulu dengan cara memperbaiki, memperluas, dan memperhalus sehingga dihasilkan teori yang mencapai kesempurnaan. Secara non-etis, sosiologi tidak menjelaskan masyarakat atau individu dari segi moral baik atau tidak, namun sosiologi menjelaskan perilaku sosialnya sehingga dapat diperoleh fakta secara analitis.
Referensi:
Dirjosisworo, Soedjono. 1985. Azas-Azas Sosiologi. Bandung: Armico.
EmoticonEmoticon